Wellcome to my blog!

Blog ini berisi segala informasi yang dapat menambah pengetahuan anda, mengocok perut anda, bahkan bisa membuat anda konak! hmmm...kalo yg ini bisa gak yah???

24 Mei, 2009

Konsultasi Seksiologi

berikut ini adalah rangkuman hasil konsultasi gw dengan pasien seputar masalah SEX, semoga berguna.



Konsultasi sex



pertanyaan pasien

siang dok aku mo tanya,aku (21) thn dah menikah dan suami (24)kami menikah 3,5 bulan.diantara kami yang paling besar nafsu seknya aku,kl suami g terlalu. pertanyaan ku 1.apakah usia mempengaruhi hasrat sex seseorang 2. apakah normal seorang perempuan nafsu sexnya melebihi suami 3. apakah perempuan yang berbulu lebat nafsu sexnya besar? 4. apakah wajar apabila berhubungan intim setiap hari? sebelumnya terimakasih tas jawabannya( perempuan, 21 thn,155 cm,41 Kg)

jawaban

Ibu / saudari yang terhormat,
Terima kasih telah berekonsultasi . Saya akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang anda ajukan :
1. apakah usia mempengaruhi hasrat sex seseorang?
Semakin matang usia, umumnya lebih banyak kesibukan dan pemikiran yang lain dibandingkan sewaktu muda. Hubungan seksual memang umumnya bukanlah prioritas lagi pada usia separuh baya. Frekuensi hubungan seksual memang umumnya menurun seiring dengan pertambahan usia, namun bukan berarti pasangan yang sudah lama menikah dan sudah berusia separuh baya jarang melakukan hubungan intim. Selama gairah seksual dapat dijaga dengan baik, maka lamanya perkawinan dan usia bukanlah penghalang.
2. apakah normal seorang perempuan nafsu sexnya melebihi suami?
Hal tersebut tentu saja normal
3. apakah perempuan yang berbulu lebat nafsu sexnya besar?
Pertumbuhan rambut pubis ataupun ketiak pada wanita dipengaruhi oleh hormonal. Lebatnya rambut dikaitkan dengan tingginya kadar hormon testosteron, bukan berarti nafsu seksnya besar.
4. apakah wajar apabila berhubungan intim setiap hari?
Wajar saja, tidak ada batasan berapa banyak hubungan intim seharusnya dilakukan. Asalkan pasangan tersebut puas maka tidak ada masalah sesering apa anda berhubungan intim.
Sekian, semoga membantu. (TRH)
Terima kasih.



pertanyaan pasien

Dokter, saya ingin bertanya masalah cairan vagina yang keluar saat berhubungan intim. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah semua wanita mengeluarkan cairan vagina saat berhubungan intim? Karena saya tidak/ sangat sedikit mengeluarkan cairan tersebut, sehingga saat berhubungan dengan suami, saya merasa agak bosan,dan merasa tidak enak pada suami, karena tidak licin, bahkan kadang setelah beberapa kali berhubungan, jika suami saya merasa belum klimaks dan kembali akan melakukan intercouse, penis suami tidak bisa masuk karena terlalu kering. Apakah hal tersebut sangat tidak normal? Apakah ada obat atau suatu cara agar cairan vagina bisa keluar dengan normal? Terima kasih sebelumnya dokter….( perempuan, 20 thn,160 cm,48 Kg)

jawaban

Ibu / saudari yang terhormat,
Terima kasih telah berkonsultasi. Seperti layaknya pria, pada saat terangsang, vagina seorang perempuan akan mengeluarkan cairan. Jumlah cairan yang dikeluarkan bervariasi antara individu. Semakin seorang perempuan terangsang atau mengalami orgasme, maka akan semakin banyak jumlah cairan yang dihasilkan.
Yang menjadi masalah sekarang adalah cairan anda sedikit ketika sedang berhubungan intim. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kalian melakukan ‘foreplay’ atau pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan penetrasi (masuknya penis ke vagina)? Perempuan tidak seperti pria yang mudah terangsang dan mudah ejakulasi.
Perempuan akan terangsang perlahan-lahan, karena itulah dibutuhkan foreplay terlebih dahulu agar vagina perempuan tersebut basah. Kalau perlu buatlah perempuan orgasme terlebh dahulu. Ketika orgasme, cairan vagina dipastikan banyak yang keluar. ‘Foreplay’ dilakukan sekitar 15-20 menit atau bervariasi antara pasangan, yang terpenting adalah pihak perempuan sudah merasa cukup terangsang.
Jadi saran saya adalah tingkatkan ‘foreplay’ kalian dan kalau perlu mintalah suami untuk membuat anda orgasme terlebih dahulu (bisa melalui oral, penetrasi, dll). Setelah cairan vagina sudah banyak yang keluar maka silakan lakukan penetrasi, itu akan lebih mudah.
Apabila masih belum banyak juga cairan vagina yang keluar, anda dapat menggunakan cairan pelicin
yang khusus dijual di pasaran. Gunakan cairan yang berbahan dasar air. Apabila terus berlanjut, saya sarankan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan karena kemungkinan anda mengalami gangguan hormonal. Sekian, semoga membantu. (TRH)



pertanyaan pasien

dok, apakah stress dapat mempengaruhi kegiatan seksual ?

jawaban

Otak yang tidak sehat dapat mengganggu sel hormon sehingga mengurangi libido dan nafsu seksual seseorang. Kesehatan otak adalah yang paling utama, selain dari kesehatan jiwa dan fisik yang juga harus terjaga. Stres, rasa cemas, trauma, dan kurangnya asupan gizi pada otak merupakan salah satu pemicu kondisi di mana kemudian otak mengirimkan signal pada tubuh manusia sehingga merasa enggan atau menolak kegiatan seksual.
“Organ seksual pada tubuh itu sebenarnya yang paling penting bukan alat genital, tetapi otak. Karena itu otak harus dijaga kesehatannya,” ujar Androloh Rumah Sakit Pertamina Pusat Anita Gunawan dalam Seminar Kesehatan bertema, “Libido dan Smart Sex” di Jakarta, Minggu (15/02). Upaya selalu berpikir positif, asupan gizi yang cukup dan berolahraga adalah cara untuk menjaga kesehatan otak. Selain itu, kejiwaan seseorang jug amerupakan elemen yang penting di dalam rantai kegiatan seksual seseorang. Beban kesibukan pekerjaan, kemacetan, ekonomi, serta komunikasi yang buruk antara pasangan suami-istri (pasutri)…



pertanyaan pasien

berapa lama kah hubungan intim yang baik ?

jawaban

Hubungan Intim Yang Baik Cuma Beberapa Menit
Kepuasan di dalam berhubungan intim (penetrasi atau masuknya penis ke dalam vagina) berlangsung selama 3-13 menit, bertolak belakang dengan fantasi popular selama ini mengenai butuhnya hubungan intim yang lama, berdasarkan survey yang dilakukan oleh terapis seks di USA dan Kanada.
Peneliti dari Penn State, Eric Corty dan Jenay Guardini melakukan survey pada 50 anggota dariSociety for Sex Therapy and Research, termasuk di dalamnya psikolog, psikiater, pekerja sosial, terapis keluarga, dan perawat yang telah menangani ribuan pasien.
Tiga puluh empat orang atau 68% dari grup responden telah menghitung waktu yang dibutuhkan untuk sexual intercourse, dari penetrasi vagina (masuknya penis ke vagina) sampai terjadinya ejakulasi yang mereka pikir adekuat, cukup, terlalu cepat, dan terlalu lama.
Rata-rata responden mengatakan bahwa aktivitas intercourse yang dibilang ‘adekuat’ berkisar 3-7 menit, ‘diinginkan’ berkisar 7-13 menit, ‘terlalu cepat’ berkisar 1-2 menit, dan ‘terlalu lama’ berkisar 10-30 menit.
Penelitian sebelumnya mendapatkan data dari persentase responden yang cukup besar baik pria maupun wanita, menginginkan hubungan intim berlangsung 30 menit atau lebih.
Hal ini terjadi karena adanya kekecewaan dan ketidakpuasan,” kata ketua penelitian Eric Corty, dari asosiasi psikologi. “Dengan penelitian yang kami lakukan, kami harap hal ini dapat mengurangi fantasi seksual mengenai hubungan intim yang lama dan membantu para pria dan wanita menghadapi kenyataan mengenai sexual intercourse untuk menghindari kekecewaan dan ketidakpuasan di dalam hubungan seksual.”
Corty dan Guardini mempublikasikan penelitian ini pada bulan Mei tahun 2008 dithe Journal of Sexual Medicine. Banyak orang sangat peduli mengenai berapa lama seharusnya hubungan intim (penetrasi) berlangsung. Karena hal inilah maka data penelitian yang dilakukan dapat membantu menghilangkan kekhawatiran dan kekecewaan di dalam hubungan intim.



pertanyaan pasien

Salam untuk dokter,saya mau bertanya tentang ejakulasi dok.Saya mengalami ejakulasi dini karna saya dulu sering mlakukan masturbasi saya mohon bantuan bagaimana saya bisa menyembuhkanya atau tehnik apa yang bisa saya lakukan bila ada obatnya apa obatnya? Demikian dok pertanyaan saya mohon di bantu. Sputro Jaya( laki-laki, 28 thn,169 cm,70 Kg)

jawaban

Bapak / saudara yang terhormat,

Kemungkinan yang anda alami saat ini adalah ejakulasi dini. Ejakulasi dini memiliki definisi ejakulasi yang berulang, sering, atau menetap dengan stimulasi yang minimal, sebelum, saat, atau sesaat setelah penetrasi, dan sebelum saat yang diinginkan, oleh karena tidak mampu mengendalikannya yang kemudian menyebabkan ketidakpuasan pada pasangan, rasa terganggu, dan rasa tertekan.

Penelitian terakhir menyebutkan bahwa ejakulasi dini adalah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi secara seksual maupun emosional. Namun harus dievaluasi lagi, bahwa ada pria yang ejakulasi dalam waktu 1 menit tetap ’senang’ saja karena pasangannya terpuaskan, sedangkan ada pria yang ejakulasi dalam 10 menit yang merasa mengalami ejakulasi dini karena tidak mampu memuaskan pasangannya.

Penyebab dari ED harus dicari terlebih dahulu, apakah psikologik (perasaan bersalah, stress, kecemasan, disfungsi ereksi), organik (gangguan organ), atau iatrogenik (karena tindakan medis). Penyebab ED sendiri paling banyak disebabkan oleh psikologis.

ED sendiri terbagi atas primer (ED terjadi dari awal postpubertas) atau sekunder (sebelumnya ejakulasi normal dan tiba-tiba menjadi ED). Penyebab dari ED ini sebaiknya Anda cari dan kenali agar penatalaksanaan yang dilakukan dapat tuntas.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dini adalah :
• Jangan menggunakan narkotik atau alkohol.
• Cobalah untuk relaks atau santai sebelum berhubungan seksual.
• Bernapas dalam. Salah satu cara yang paling mudah untuk santai ketika berhubungan adalah menarik napas dalam.
• Melakukan masturbasi 1-2 jam sebelum berhubungan dapat memperlama fase ereksi
• Melakukan teknik Stop-Start yang dipopulerkan oleh Masters dan Johson.
Teknik ini cukup efektif untuk mengontrol ejakulasi. Cara yang dilakukan adalah :
• Pasangan wanita memulai dengan rangsangan pada penis pria dan menghentikannya ketika pria merasakan sensasi yang dapat membuat ejakulasi.
• Pasangan wanita kemudian memberikan tekanan lembut pada penis tepat dibelakang kepala penis sampai sensasi tersebut menghilang.
• Pria bernapas dalam dan merasakan sensasi tersebut dan berusaha mengendalikannya.
• Apabila sensasi sudah menghilang maka rangsangan dapat diberikan kembali oleh pasangan wanita.
• Lakukan berulang-ulang sampai kurang lebih 10 kali
Latihan ini adalah latihan pengendalian diri di dalam berhubungan intim. Anda dapat menghubungi dokter spesialis andrologi untuk konsultasi lebih lanjut. Sekian, semoga dapat membantu. (TRH)

Terima kasih.




pertanyaan pasien

dok,kenapa dengan saya,karena saya kalau banyak gerak sewaktu tidur besar kemungkinan akan terjadi mimpi basah,tapi itu tidak sekali sekali tapi bisa sering,dan saya mengalami mimpi basah sudah 2 tahun lebih,apa ada yang salah dengan saya dok?( perempuan, 18 thn,165 cm,56 Kg)

jawaban

Ibu / saudari yang terhormat,
Terima kasih telah menggunakan layanan ekonsultasi klikdokter. Satu hal yang perlu kami konfirmasi, benarkah jenis kelamin Anda perempuan? karena jarang sekali ada perempuan yang mengeluhkan mengenai mimpi basah. Anda tidak perlu malu mengungkapkan jenis kelamin Anda karena nama naupum email Anda tidak kami publikasikan. Jenis kelamin sangat mempengaruhi jawaban yang diberikan.
Mimpi basah adalah orgasme dan/atau ejakulasi sperma di waktu tidur dan hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki, yang sekaligus menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas. Hal ini bisa berupa mimpi yang erotis atau tidak, tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri.
Pada usia 18 tahun memang umumnya sedang aktif karena memasuki masa pubertas atau pradewasa. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena mimpi basah adalah normal terjadi. Pada usia 17-18 tahun, 2/3 laki-laki akan mengalami mimpi basah. Mimpi basah sendiri adalah suatu fenomena kedewasaan laki-laki.
Seperti yang sudah kami jelaskan di atas, mimpi basah hanya dialami oleh laki-laki, jadi apakah sebenarnya jenis kelamin Anda? kalau benar Anda perempuan maka hal ini membutuhkan analisis lebih dalam lagi. Sekian, semoga membantu. (TRH)
Terima kasih.




pertanyaan pasien

apa yang dimaksud dengan disfungsi ereksi

jawaban

Disfungsi Ereksi Pada Pria

Disfungsi ereksi (DE) merupakan salah satu jenis gangguan seksual pada pria. Secara definisi DE adalah kurangnya kemampuan mempertahankan proses ereksi untuk melakukan aktivitas seksual dengan baik.
Pada dasarnya disfungsi ereksi terbagi dalam dua faktor penyebab, psikis dan organis. Penyebab faktor psikis biasanya dilatarbelakangi oleh faktor kejenuhan, kejengkelan, kekecewaan, hilangnya daya tarik terhadap pasangan, trauma seksual hingga rasa takut gagal yang terpicu dari kurangnya rasa kepercayaan diri.
Untuk faktor penyebab organis DE biasanya terkait penyakit seperti diabetes, hipertensi, hiperkolesterol, pasca-operasi prostat dan penyempitan pembuluh darah. Faktor usia juga dapat mempengaruhi dimana semakin tua usia semakin besar risiko DE.
Dari beberapa hasil temuan mengemukakan, mayoritas penderita DE pada usia produktif terpicu dari faktor psikis. Sementara DE pada penderita berusia diatas lima puluh tahun memiliki kecenderungan terpicu oleh faktor penyakir degeneratif.
Penyebab Disfungsi Ereksi
• Kelainan pembuluh darah
• Kelainan persarafan
• Obat-obatan
• Kelainan pada penis
• Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual
Kelainan pembuluh darah
Agar dapat menegang, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) dapat menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kelainan persarafan
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini dapat terjadi akibat:
• Cedera Diabetes melitus
• Sklerosis multiple
• Stroke
• Obat-obatan
• Alkohol
• Penyakit tulang belakang bagian bawah
• Pembedahan rektum atau prostat.
Obat-obatan
Risiko DE meningkat seiring dengan kebiasaan mengonsumsi narkotika, obat zat psikotropika, antidepresi (litium), obat penenang dan hormon. Serta dapat juga dipicu dari konsumsi obat-obatan anti-hipertensi dan antigastritis (simetidin).
Gejala
Pada disfungsi ereksi, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
• Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang (sedikitnya selama 3 bulan )
• Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
• Ereksi hanya sesaat.
Pengobatan
Impotensi dapat diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan yang ada tergantung kepada penyebab primernya. Selain itu ditujukan pula untuk memperbaiki fungsi ereksi. Tidak sedikit kasus disfungsi ereksi tidak memerlukan obat, terutama pada kasus disfungsi ereksi karena faktor psikologis. Disamping itu, peran pasangan sangat penting untuk membantu pemulihan disfungsi ereksi.
Beberapa cara pengobatan DE :
• Vacuum constriction.
• Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi).
• Terapi akupuntur
• Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.
Namun yang terbaik adalah mengadakan konsultasi dengan dokter spesialis pada bidangnya secepatnya. Lebih baik lagi untuk pengobatan gangguan DE adalah mencegah timbulnya gangguan dengan:
• Batasi atau menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan serupa
• Berhenti merokok
• Olahraga yang cukup
• Hindari/ kurang stress, rasa cemas dan depresi
• Istirahat yang cukup
• Periksa kesehatan secara teratur di dokter
Tips Mengatasi Disfungsi Ereksi
1. Lakukan medical checkup, ketahui apakah ada indikasi penyakit faktor risiko disfungsi ereksi yaitu diabetes, ateroskleroosis, jantung, dan lainnya.
2. Obati penyakit pencetus disfungsi ereksi, jika obatnya memiliki efek samping yang memperparah disfungsi ereksi, konsultasikan dengan dokter.
3. Jalani gaya hidup sehat bebas stres yang mendukung terapi pengobatan.
4. Jangan minum sembarang obat kuat tanpa pengawasan dokter guna menghindari efek samping yang dapat merugikan kesehatan tubuh.
5. Cobalah variasi seksual misalnya dengan mencoba beberapa macam teknik foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan.
6. Bila perlu konsumsi suplemen vitalitas yang dapat menjaga stamina sekaligus membantu terjadinya ereksi, tentunya setelah mengadakan konsultasi dengan tenaga medis terpercaya.




pertanyaan pasien

Apa yang dimaksud dengan ejakulasi dini ?

jawaban

Ejakulasi Dini

Ejakulasi dini memiliki definisi ejakulasi yang berulang, sering, atau menetap dengan stimulasi yang minimal, sebelum, saat, atau sesaat setelah penetrasi, dan sebelum saat yang diinginkan, oleh karena tidak mampu mengendalikannya yang kemudian menyebabkan ketidakpuasan pada pasangan, rasa terganggu, dan rasa tertekan.
Penelitian terakhir menyebutkan bahwa ejakulasi dini adalah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi secara seksual maupun emosional. Namun harus dievaluasi lagi, bahwa ada pria yang ejakulasi dalam waktu 1 menit tetap ’senang’ saja karena pasangannya terpuaskan, sedangkan ada pria yang ejakulasi dalam 10 menit yang merasa mengalami ejakulasi dini karena tidak mampu memuaskan pasangannya.
Penyebab dari ED harus dicari terlebih dahulu, apakah psikologik (perasaan bersalah, stress, kecemasan, disfungsi ereksi), organik (gangguan organ), atau iatrogenik (karena tindakan medis). Penyebab ED sendiri paling banyak disebabkan oleh psikologis.
ED sendiri terbagi atas primer (ED terjadi dari awal postpubertas) atau sekunder (sebelumnya ejakulasi normal dan tiba-tiba menjadi ED). Penyebab dari ED ini sebaiknya Anda cari dan kenali agar penatalaksanaan yang dilakukan dapat tuntas.
Penyebab Ejakulasi Dini
Penyebabnya bisa bermacam, yaitu rasa panik, tertekan, kecanduan obat, masalah dalam hubungan sehari-hari dengan pasangan, perubahan status, gangguan ereksi, hingga libido rendah. Hubungan seksual aktif tidak termasuk diantaranya. Selama Anda terhindar dari kondisi-kondisi di atas, diharapkan dapat mencegah terjadinya ejakulasi dini.
Mengatasi Ejakulasi Dini
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dini adalah :
• Jangan menggunakan narkotik atau alkohol.
• Cobalah untuk relaks atau santai sebelum berhubungan seksual.
• Bernapas dalam. Salah satu cara yang paling mudah untuk santai ketika berhubungan adalah menarik napas dalam.
• Melakukan masturbasi 1-2 jam sebelum berhubungan dapat memperlama fase ereksi
• Melakukan teknik Stop-Start yang dipopulerkan oleh Masters dan Johson. Teknik ini cukup efektif untuk mengontrol ejakulasi. Cara yang dilakukan adalah :
o Pasangan wanita memulai dengan rangsangan pada penis pria dan menghentikannya ketika pria merasakan sensasi yang dapat membuat ejakulasi.
o Pasangan wanita kemudian memberikan tekanan lembut pada penis tepat dibelakang kepala penis sampai sensasi tersebut menghilang.
o Pria bernapas dalam dan merasakan sensasi tersebut dan berusaha mengendalikannya.
o Apabila sensasi sudah menghilang maka rangsangan dapat diberikan kembali oleh pasangan wanita.
o Lakukan berulang-ulang sampai kurang lebih 10 kali
o Setelah berlatih metode ini, pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan pasangan wanita berada di posisi atas
• Arah pikiran dan konsentrasi. Arahkan pikiran pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan seks ketika berhubungan badan. Bisa juga sambil memikirkan yang tidak sukai. Hal ini akan mengurangi rangsangan yang diterima.
• Mengurangi sensitifitas pada penis. Gunakan kondom, cream atau alat bantu seks lainnya yang dapat mengurangi rangsangan yang diterima oleh pihak pria. Kondom yang digunakan sebaiknya yang ukuran tebal agar dapat mengurangi rangsangan yang bakal diterima nanti.
• Posisi yang tepat. Carilah posisi-posisi hubungan intim yang biasanya dapat anda nikmati dalam waktu yang lama. Pakailah posisi tersebut di awal permainan agar dapat tahan lama dan pasangan anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.
Teknik ini cukup efektif untuk mengontrol ejakulasi. Cara yang dilakukan adalah :
• Pasangan wanita memulai dengan rangsangan pada penis pria dan menghentikannya ketika pria merasakan sensasi yang dapat membuat ejakulasi.
• Pasangan wanita kemudian memberikan tekanan lembut pada penis tepat dibelakang kepala penis sampai sensasi tersebut menghilang.
• Pria bernapas dalam dan merasakan sensasi tersebut dan berusaha mengendalikannya.
• Apabila sensasi sudah menghilang maka rangsangan dapat diberikan kembali oleh pasangan wanita.
• Lakukan berulang-ulang sampai kurang lebih 10 kali
Latihan ini adalah latihan pengendalian diri di dalam berhubungan intim. Jika keluhan masih belum dapat teratasi, segera menghubungi dokter spesialis andrologi untuk konsultasi lebih lanjut.(TRH)




pertanyaan pasien

Dok, ukuran kejantanan itu dilihat dari apa ?

jawaban

Ukuran Kejantanan

Tidak sedikit pria yang masih mengidap stigma: kejantanan seorang pria berdasarkan penisnya. Tentunya aksioma macam ini menyesatkan. Tidaklah benar demikian.
Namun bukan berarti ukuran penis bukanlah menjadi suatu isu yang tabu untuk diangkat. Karena masih banyak jumlah pria di Indonesia yang mengambil keputusan untuk menempuh usaha proses membesarkan ukuran penis karena merasa tidak puas dengan ukuran alami alat kelaminnya.
Anatomi Penis dan Fisiologi Ereksi
Ukuran penis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor genetik, ras, obesitas, dan hormon. Belum ada studi yang meneliti ukuran penis rata-rata orang Indonesia, namun umumnya tidak jauh berbeda dengan ukuran penis yang ditemukan pada satu wilayah regional Asia, yaitu 8-11 cm saat tidak ereksi dan 12-14 cm saat ereksi dengan diameter 3,2 cm.
Penis merupakan organ kompleks yang terbuat dari jaringan lunak, jaringan serat elastis, otot polos, pembuluh darah arteri dan vena, dan sistem saraf. Penis merupakan mesin hidrolik yang terdiri dari dua silinder jaringan erektil yang berparalel disebut korpus kavernosa yang dikelilingi oleh sebuah membran tunica albuginea dan silinder yang lebih kecil di tengah disebut korpus spongiosa. Korpus spongiosa merupakan jaringan erektil yang mengelilingi uretra (saluran kemih) dan membentuk glans penis. Jaringan erektil ini kaya akan sinus (kantung) pembuluh darah yang dikelilingi oleh otot polos dan jaringan serat elastis.
Rangsangan untuk ereksi datang dari persarafan korpus kavernosa (cavernous nervus) dari kelenjar prostat. Normalnya ereksi terjadi akibat kompleks interaksi antara pembuluh darah dan sistem saraf. Ereksi penis dapat melalui dua mekanisme, psikogenik sentral dan refleksogenik. Ereksi psikogenik diinisiasi dari otak sebagai respon terhadap rangsangan pendengaran, penglihatan, penciuman atau imaginasi sedangkan ereksi refleksogenik terjadi akibat rangsangan berupa sentuhan pada penis yang dinisiasi oleh persarafan tulang belakang.
Pada fase flaccid, atau non-ereksi, otot halus dan pembuluh darah arteri yang mengaliri sinus kavernosa berkontraksi. Terdapat keseimbangan antara aliran darah masuk dan keluar jaringan erektil.
Saat merasa terangsang, sistem saraf pusat menstimulasi pelepasan sejumlah substansi kimia yang akan merelaksasikan otot polos dalam penis, mengalirkan darah ke sinus-sinus pembuluh darah di korpus kavernosa penis. Jaringan erektil membesar bersama tunica albuginea menekan pembuluh darah balik di sekitarnya, menghalangi aliran darah meninggalkan penis sehingga penis menjadi kaku.
Pembesaran Penis, Baik atau Buruk?
Tedapat beberapa kiat dan cara dalam usaha memperbesar ukuran penis. Berikut ini adalah beberapa cara yang ada dalam tinjauan medis:
1. Pil dan ramuan pembesar penis.
Untuk metode ini, para kaum pria tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk hal ini karena tidak ada obat yang beredar luas di pasaran memiliki efek permanen terhadap ukuran penis.
2. Alat vacuum
Alat ini seringkali direkomendasikan sebagai terapi untuk disfungsi ereksi, namun metode vacuum hanya dapat meningkatkan ukuran penis selama 24 jam. Vacuum bekerja dengan diletakkan pada ujung penis, memberikan tekanan negatif yang memaksa darah mengalir ke penis kemudian menyebabkan ereksi. Sebuah cincin dipasang secara temporer pada pangkal penis untuk mencegah aliran balik darah yang terlalu cepat. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain robeknya pembuluh darah menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
3. Latihan Penis
Oleh karena penis tidak memiliki otot, tidak ada latihan atau pijatan yang dapat membesarkannya dalam jangka panjang.
4. Operasi
Operasi merupakan jalan keluar permanen yang dapat dilakukan. Terdapat dua macam prosedur yang dapat dilakukan:
o Operasi memanjangkan penis
Jaringan ikat (ligamen) yang mengikat jaringan erektil ke tulang pubis dipotong membuat penis tampak lebih panjang 2-3 cm. Melakukan peregangan penis juga dapat dilakukan selama beberapa bulan untuk membuat efek permanen.
Efek samping: prosedur ini dapat menimbulkan jaringan parut dan posisi ereksi mengarah ke bawah.
o Operasi membesarkan diameter penis
Metoda lain adalah dengan implan jaringan lemak bagian tubuh lain ke dalam penis. Kekurangannya adalah ukuran kepala penis tidak dapat ditingkatkan sehingga secara visual tampak kurang memadai. Tingkat keberhasilan operasi sangat bergantung pada keahlian dokter bedah yang menangani. Harga yang harus dikeluarkan pun bervariasi. Bergantung pada tempat dan keahlian dokter bedah tersebut.
Bagaimanapun, seperti halnya prosedur operasi lain, tindakan operasi juga tidak terlepas dari penyulit baik secara fisik ataupun psikologis, antara lain:
1. Bila hasil yang didapat tidak sesuai harapan tentu memiliki dampak psikologis yang luar biasa
2. Infeksi
3. Kerusakan jaringan sekitar dan persarafan
4. Efek samping anestes
Untuk metode pembesaran penis yang bersifat alternatif atau non medis, sejauh ini belum ada penelitian yang mendukung aspek keamanan medis pada pasien. Namun sejauh dari pengamatan responden, sebagian besar pria yang menjalani operasi pembesaran penis pun mengaku tidak puas dengan hasil yang diperoleh.
Aspek Psikologi
Sudah selumrahnya bagi pria mencemaskan ukuran penisnya. Namun penting pula bahwa masalah ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena dapat menyebabkan peningkatkan kekhawatiran dan kecemasan.
Tidak sedikit pria yang merasa ukuran penisnya kecil atau tidak sesuai dengan harapan yang kemudian mengalami hambatan psikis hingga mengakibatkan disfungsi ereksi. Hambatan psikis diawali berupa rasa rendah diri, rasa malu atau tidak percaya diri.
Pun hambatan psikis terasa semakin kuat pada saat pasangannya memberikan reaksi yang semakin membenarkan bahwa ukuran penisnya tidak sesuai dengan harapannya juga.

Seorang urolog dari St Peter’s Andrology Center di London, Inggris, Nim Christopher menuturkan, “Bagi pasien dengan gangguan psikologis menyangkut ukuran penis -khususnya bila ukuran penis itu sebenarnya normal- tidak ada gunanya ditawari mengikuti operasi pembesaran penis karena hasilnya ternyata tidak memberikan perbedaan.”

Christopher beserta rekan timnya mewawancarai 42 pria yang telah melalui operasi pembesaran penis, dari hasil wawancara ditemukan tingkat kekecewaan para pasien sangat tinggi. Bahkan, acapkali diantara pasien memohon untuk dilakukan prosedur operasi lagi.

Lebih lanjut Christopher dalam laporannya di Journal of European Urology mengemukakan, “Rata-rata panjang penis bertambah 1,3 cm, tetapi tingkat ketidakpuasan pasien melebihi 70%.”
Perlu perubahan dalam cara melihat masalah krusiil seperti ini, dari kaum pria dan pasangan pun diperlukan sudut pandang objektif yang lebih sehat. Pendekatan terapi psikis lebih ditekankan untuk diberikan pada pria yang mengalami hambatan psikis akibat dari masalah ukuran organ genital ini.
Banyak orang yang terjebak akan paradigma sesat tersebut. Antara lain timbulnya perasaan kecewa harapan karena membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain, apalagi dengan pemain film porno yang memang sengaja memiliki agenda geksploitasi seks. Padahal secara fisik, pada kenyataannya ukuran penis tidak menentukan bagi fungsi ereksi dan fungsi seksual pada umumnya asal perkembangannya sudah mencapai tahap perkembangan yang normal.
Pada sebuah survey yang dilakukan sebuah majalah wanita di Indonesia, sedikitnya lebih dari 50% wanita di Indonesia kecewa tidak mendapatkan kepuasan seksual pada saat berhubungan intim. Faktor utamanya adalah disfungsi ereksi dan ejakuliasi dini. Hampir tidak ada yang mengemukakan ketidakpuasan berasal dari ukuran penis yang terlalu kecil.
Perlu perubahan stigmatis para pria dalam melihat esensi dalam melakukan hubungan intim. Sesungguhnya wanita tidak hanya mencari kepuasan fisik semata. Para wanita juga mencari getaran emosional, perasaan dicintai, merasa diperlakukan spesial, dihargai, dan keintiman dengan partnernya.
Fakta yang menarik, persoalan ukuran penis pria lebih banyak dipusingkan oleh pria sendiri ketimbang wanita. Hubungan suami-istri yang harmonis bukanlah ditentukan oleh ukuran penis. Indahnya hubungan seks ditentukan langsung oleh kreativitas dan komunikasi masing-masing pasangan.




pertanyaan pasien

Dok, area sensual yang paling tepat di mana letaknya?

jawaban

SETIAP orang memiliki area sensual yang berbeda, menurut terapis seks dari The British Association of Sexual and Marital Therapists, Anne Hooper. Bagi Tono, leher bisa jadi merupakan area yang menyenangkan saat digelitiki atau diciumi pacarnya. Bagi Andi, lain lagi. Leher tidak berarti apa-apa buatnya karena dia tidak merasakan sesuatu yang istimewa ketika istrinya mencumbunya di wilayah itu.
Sebab itu, memetakan wilayah sensual pada tubuh adalah hal penting buat setiap pasangan. Anne Hooper mengajak kita untuk melakukan beberapa permainan ini:
• Berbaringlah satu sama lain berdekatan dengan pasangan Anda tanpa pakaian sehelai pun. Mintalah pasangan Anda untuk melakukan sentuhan lembut pada area tertentu. dan buatlah skala pada area itu.
• Jika area tersebut rasanya begitu istimewa dan menyenangkan, berilah nilai 3. Jika tidak terlalu istimewa berilah nilai 0. Dan bila rasanya sungguh tidak menyenangkan, berilah nilai minus 3. Dengan cara ini Anda dapat mengetahui wilayah mana yang sensitif dari pasangan Anda masing-masing.
Anne menegaskan, tidak setiap area yang saat disentuh terasa menyenangkan di lain hari akan menyenangkan juga. Ini tergantung juga kondisi kita masing-masing. Karena itu, supaya kita tahu, paham dan semakin mengenal pasangan kita dan diri kita masing-masing, pemetaan itu perlu kita lakukan dalam kondisi yang berbeda-beda. Saat pasangan sedang punya mud besar, sedang capai, atau sedang apa saja. Dan perhatikan, wilayah mana yang setiap kali disentuh selalu menyenangkan tanpa peduli keadaan hati. Mau dicoba?




pertanyaan pasien

Dok, mitos tentang sex yang sering didengar di masyarakat itu, apakah ada benarnya ?

jawaban

Seks, Mitos & Paradoks

Mitos dalam bidang seksual seolah tidak pernah ada habisnya. Tak heran, banyak orang kerap salah jalan atau tersesat.
Sebut saja mitos mengenai darah monyet yang oleh suatu komunitas dipercaya bisa mencegah dan menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Ada juga yang mempercayai bahwa minum antibiotik sebelum melakukan hubungan seksual dengan pelacur dapat mencegah atau menahan penularan penyakit menular seksual.
Pertapaan Ratu Kalinyamat di Jepara dan Pantai Parangkusumo di Yogyakarta dipercayai sebagai tempat yang dapat membuat seseorang tampak lebih muda kalau melakukan ritual tertentu. Parahnya, ritual itu adalah melakukan hubungan seks dengan anak-anak atau dengan gadis yang masih perawan.
Sebenarnya apa sih mitos itu? Prof Koentjoro, MBSc, Ph D, psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dalam simposium kedokteran seksual di Hotel Hyatt Regency, Surabaya, menyebutkan bahwa mitos merupakan ide atau cerita yang dipercayai banyak orang, meski faktanya tidak benar.
Psikolog yang meneliti perihal pelacuran sejak tahun 80-an ini menyebutkan, mitos juga bisa berupa cerita kuno yang dibuat untuk menjelaskan kejadian alami atau peristiwa historis. Jadi, jelas bahwa mitos merupakan kepercayaan yang diyakini masyarakat, meski tidak benar faktanya.
Selanjutnya, Prof Koentjoro mengungkapkan, pelacuran yang ada sekarang ini memiliki kaitan erat dengan tingginya kejadian perceraian. Tahun 1950 mungkin merupakan tahun di mana angka rata-rata perceraian tertinggi bahkan di seluruh dunia.
Anehnya, di masyarakat tertentu, para janda justru semakin bangga dengan status kejandaannya. Semakin kerap menjadi janda berarti semakin dicari atau dibutuhkan pria.
“Bahkan tindakan ini justru jadi ajang kompetisi,” ujarnya.
Di sisi lain, di sebagian besar komunitas masyarakat Indonesia, seks masih dianggap tabu. Namun, justru nyatanya fakta tidak menunjukkan demikian. Paradoks atau kontradiksi terjadi di mana-mana. Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta membuktikan, berdasarkan riset yang pernah mereka lakukan, setidaknya di Yogyakarta terdapat 25 toko seks (sex shop).
Tidak bisa disangkal, toko semacam itu akan menunjang perluasan prostitusi dan relasi tidak sehat yang pada akhirnya akan menghancurkan kehidupan rumah tangga.[]




Semoga berguna buat anda yg memiliki masalah seputar kehidupan sexual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar